Keberagaman bahasa nusantara yang terbagi atas dua kelompok bahasa besar yakni rumpun Austronesia dan Non-Austronesia semakin terancam punah.
“Tinggal
10 persen saja yang akan bisa bertahan, penyebabnya bahasa-bahasa itu
semakin jarang dipergunakan,” kata Kepala Pusat Penelitian
Kemasyarakatan dan Kebudayaan (PMB) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Drs. Abdul Rachman Patji M.A di Jakarta, Jumat.
Kekayaan
budaya daerah seperti bahasa terancam punah oleh urbanisasi dan
perkawinan antar etnis yang memacu penggantian bahasa daerah dengan
bahasa Indonesia.
Ancaman kepunahan bahasa daerah cenderung
terjadi pada rumpun Non-Austronesia, khususnya bahasa-bahasa yang
digunakan oleh para penutur yang tinggal di Indonesia bagian timur.